Selamat datang ke Bangau O Bangau, sebuah blog untuk saya menulis tanpa prejudis, berbicara tanpa menghina, berkongsi idea dan cerita tanpa sandiwara.
Bangau O Bangau sudah kita dengar sejak sekolah rendah lagi ataupun mungkin juga sebelum kita bersekolah lagi. Kita semua tahu menyanyikannya walaupun lagu itu tidak pernah mengungguli carta lagu popular atau menjadi siulan anak muda di jalanan. Tetapi kenapa Bangau O Bangau sering menjadi sebutan orang? Dan kenapa pula saya menamakan blog ini Bangau O Bangau?
Kita tahu Bangau O Bangau adalah sebuah lagu. Namun lebih daripada itu, Bangau O Bangau adalah kisah kehidupan manusia. Kehidupan yang penuh dengan alasan, tuding-menuding dan hipokrit. Dari bangau ke ikan, seterusnya ke rumput, kerbau, perut, nasi, kayu, hujan, katak dan akhirnya ular semuanya dengan alasan masing-masing. Namun sesuatu yang menarik di antara semua itu ialah sang ular. Sang ular yang sering kita gambarkan sebagai merbahaya, penipu, pembelit dan pelbagai lagi perlakuan yang tidak baik. Tetapi dalam kisah Bangau O Bangau, sang ular telah memberhentikan segala tuding-menuding. Sang ular dengan alasan yang paling ikhlas, alasan yang paling jujur tanpa menyalahkan orang lain - 'memang makanan aku'.
Jadi, siapakah kita - bangau, ikan, rumput, kerbau, perut, nasi, kayu, hujan, katak atau ular? Atau kita mahu menjadi siapa? Pilihan di tangan kita sendiri. Kita adalah apa (siapa) yang kita mahu.
Fikirkan dan buat pilihan!
Bangau O Bangau sudah kita dengar sejak sekolah rendah lagi ataupun mungkin juga sebelum kita bersekolah lagi. Kita semua tahu menyanyikannya walaupun lagu itu tidak pernah mengungguli carta lagu popular atau menjadi siulan anak muda di jalanan. Tetapi kenapa Bangau O Bangau sering menjadi sebutan orang? Dan kenapa pula saya menamakan blog ini Bangau O Bangau?
Kita tahu Bangau O Bangau adalah sebuah lagu. Namun lebih daripada itu, Bangau O Bangau adalah kisah kehidupan manusia. Kehidupan yang penuh dengan alasan, tuding-menuding dan hipokrit. Dari bangau ke ikan, seterusnya ke rumput, kerbau, perut, nasi, kayu, hujan, katak dan akhirnya ular semuanya dengan alasan masing-masing. Namun sesuatu yang menarik di antara semua itu ialah sang ular. Sang ular yang sering kita gambarkan sebagai merbahaya, penipu, pembelit dan pelbagai lagi perlakuan yang tidak baik. Tetapi dalam kisah Bangau O Bangau, sang ular telah memberhentikan segala tuding-menuding. Sang ular dengan alasan yang paling ikhlas, alasan yang paling jujur tanpa menyalahkan orang lain - 'memang makanan aku'.
Jadi, siapakah kita - bangau, ikan, rumput, kerbau, perut, nasi, kayu, hujan, katak atau ular? Atau kita mahu menjadi siapa? Pilihan di tangan kita sendiri. Kita adalah apa (siapa) yang kita mahu.
Fikirkan dan buat pilihan!
No comments:
Post a Comment